SEJARAH
PERKEMBANGAN
BAHASA
INDONESIA
Bahasa Indonesia yang kini
dipergunakan sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu. Pada awalnya, menurut Suhendar dan
Supinah (1997) bahwa didaerah daerah bahasa melayu bukan bahasa induk pribumi,
penyebaran bahasa ini diusahakan terutama oleh para guru bahasa melayu. Pada umumnya guru-guru yang mengajar bahasa Melayu berasal dari
daerah-daerah yang penduduk pribuminya berbahasa Melayu
atau berbahasa yang dekat berhubungan dengan bahasa Melayu, seperti
Sumatera Barat. Mereka mengajar di
sekolah-sekolah yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda dan sekolah yang
merupakan usaha swasta, seperti sekolah Muhammadiyah, Taman Siswa dan sekolah
swasta lainnya.
Dalam
menyebarkan bahasa Melayu melalui
pengajaran bahasa disekolah-sekolah dan menulis buku-buku pelajaran bahasa dengan
menggunakan bahasa Melayu, para guru berjuang
berdampingan dengan wartawan. Melalui tulisannya
para wartawan menyebarkan penggunaan bahasa ini. Akhirnya, makin banyak anggota-anggota
masyarakat yang mengenal bahasa Melayu dan kemudian berkembang sebagai Bahasa
Indonesia.
Bahasa
indonesia yang kita pergunakan sekarang ini tidak sama lagi dengan bahasa
melayu pada masa kerajaan Sriwijaya, masa
kerajaan Malaka,masa Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, masa Balai Pustaka,bahkan dengan bahasa Melayu
di Malaysia kini. Bahasa Melayu tumbuh dan
berkembang menjadi bahasa Indonesia, yang
karena berbagai hal waktu, politik, sosial, ilmu pengetahuan
dan teknologi ia pun berkembang hingga dalam wujudnya kini {Supriyadi,
dkk.1992). Faktor-faktor yang menyebabkan bahasa melayu diangkat
sebagai bahasa nasional adalah sebagai berikut.
Pertama, bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa kebudayaan, yaitu
sebagai bahasa yang digunakan dalam buku-buku yang dapat digolongkan sebagai
hasil sastra. Selain itu, bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa resmi dalam
masing-masing kerajaan nusantara yaitu sekitar abad ke 14. Dengan datangnya orang-orang Eropa
ke Indonesia, fungsi bahasa Melayu
sebagai bahasa perantara dalam perdagangan semakin intensif. Bahasa Melayu telah
digunakan sebagai Lingua Franca atau bahasa perhubungan
diberbagai wilayah Nusantara. Dengan
bantuan para pedagang dan penyebar agama, bahasa Melayu
menyebar ke seluruh pantai di nusantara, terutama dikota-kota pelabuhan. Akhirnya bahasa ini
lebih dikenal oleh penduduk Nusantara dibandingkan denga bahasa daerah lainnya.
Telah
ditemukan beberapa bukti tertulis mengenai bahasa Melayu tua
pada berbagai prasasti dan inkripsi. Bukti-bukti berupa
prasasti antara lain:prasasti Kedukan bukit (tahun
683 M ), di Talang Tuwo (dekat Palembang, bertahun 684M), di Kota Kapur (Bangka Barat,
tahun 686 M), di Karang
Brahi (antara Jambi dan Sungai Musi, bertahun 699
M). Sedangkan dalam bentuk inskripsi diantaranya, gandasuli
didaerah Kedu, Jawa Tengah, bertahun 832 M. adanya berbagai dialek bahasa Melayu yang
tersebar diseluruh nusantara adalah merupakan bukti lain dari pertumbuhan dan
persebaran bahasa Melayu. Misalnya, dialek Melayu
Minangkabau, Palembang, Jakarta (Betawi) dan sebagainya. Hasil kesusastraan Melayu Lama dalam bentuk
cerita penglipur lara, hikayat, dongeng, pantun,syair, mantra,dan sebagainya
juga merupakan bukti dari pertumbuhan dan persebaran bahasa Melayu. Diantara karya
sastra lama yang terkenal adalah Sejarah Melayu karya Tum
Muhammad Sri Lanang gelar Bendahara Paduka Raja yang diperkirakan selesai
ditulis pada tahun 1616. Selain itu juga ada Hikayat Hang Tuah, Hikayat Sri
Rama, Tajus Salatin, dan sebagainya (Supriyadi dkk.1992,Keraf,1978).
Kedua, sistem atturan bahasa Melayu, baik
kosa kata, tata bahasa, atau cara berbahasa, mempunyai sistem yang lebih
praktis dan sederhana sehingga lebih mudah dipelajari.
Ketiga, kebutuhan yang sangat mendesak yang dirasakan oleh para
pemimpin dan tokoh pergerakan akan adanya bahasa pemersatu yang dapat mengatasi
perbedaan bahasa dari masyarakat nusantara yang memiliki sejumlah bahasa
daerah. Bahasa
Melayu lebih dikenal khalayak dan mudah dipelajari sehingga bahasa inilah yang
dipilih dan ditetapkan sebagai bahasa Indonesia atau bahasa Nasional.
Perkembangan
bahasa Melayu menjadi bahasa Nasional atau bahasa Indonesia sebelum 1945,
masa permulaan perkembangan bahasa melayu menjadi bahasa indonesia adalah pada
awal abad ke 20. Menurut Supriyadi dkk.(1992), banyak faktor yang mendorong hal
itu terjadi. Diantaranya, dan yang paling utama adalah faktor politik. Bangsa Indonesia yang
terdiri dari berbagai suku bangsa dengan bahasa yang yang beraneka pula, merasa
sulit mencapai kemerdekaan jika tidak ada pemersatu. Dan suatu bahasa guna
menyatakan pikiran, perasaan dan kehendak yang dapat menjembatani ketergangguan
serta kesenjangan komunikasi antara suku bangsa dengan bahasanya yag
berbeda-beda. Pada tabggal 28 oktober 1928
para pemuda berkumpul di gedung Indonesische
Club, Jalan Kramat No. 108 Jakarta, lalu mereka mengikrarkan sumpah yang
dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Isi sumpah pemuda tersebut yaitu: Berbangsa, satu Bangsa Indonesia; bertanah air satu tanah air Indonesia;
dan menjunjung bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Selain
gerakan kebangsaan,muncul pula kelompok yang dinamakan sebagai Angkatan 33 atau Angkatan Pujangga Baru. Kelompok ini
dengan tegas menggunakan nama Indonesia dan
bersemboyankan untuk mendapatkan atau mewujudkan suatu “kebudayaan baru” Indonesia. Keadaan seperti
diatas berlanjut sampai datangnya jepang. Dengan datangnya jepang, terbuka
perspektif yang menguntungkan bagi pengembangan bahasa Indonesia.
Pelarangan pemakaian bahasa Belanda dan tidak
dikenalkannya bahasa jepang, menyebabkan bahasa Melayu
atau bahasa Indonesia harus dipergunakan sebagai
bahasa pengantar untuk seluruh dinas mereka pada awal kedatangannya.
Bahasa
indonesia sesudah 1945, dengan diproklamirkannya
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, berarti adanya suatu negara
yang bernama Indonesia. Yang penting bagi negara pada saat iu adalah adanya
bahasa resmi yang dapat menghubungkan pemerintah dengan rakyat. Pada saat itu
bahasa Indonesia telah dikenal oleh sebagian besar penduduk Indonesia, bahasa
Indonesia dapat diterima oleh seluruh penduduk Indonesia. Sehinga tidak akan
menimbulkan konflik-konflik yang mungkin akan mengganggu kestabilan negara,
maka ditentukan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Republik Indonesia.
Sejak diproklamirkan kemerdekaan Indonesia, kedudukan
bahasa Indonesia lebih tinggi yaitu sebagai alat memperkokoh persatuan bangsa
Indonesia.
Peristiwa
penting yang terkait dengan perkembangan bahasa Indonesia yaitu:
1.
Penyususnan ejaan resmi bahasa Melayu pada tahun 1901
oleh Ch. A. Van Ophuysenyag termuat dalam Kitab Logat Melayu.
2.
Pendirian Taman Bacaan Rakyat pada tahun 1908,
kemudian pada tahun 1917 menjadi Balai Pustaka.
3.
Ketetapan Ratu Belanda pada tahun 1918 yang memberikan
kebebasan kepada para anggota Dewan Rakyat untuk menggunakan bahasa Melayu
dalam forum.
4.
Peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,
yang menetapkan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu sebagai bahasa
Nasional.
5.
Berdirinya Angkatan Pujangga Baru atau Angkatan 33 pada
tahun 1933 yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
6.
Kongres Bahasa Indonesia I di Solo tahun 1938. Kongres
ini diselenggarakan untuk mencari pegangan bagi para pemakai bahasa, mengatur
bahasa serta mengusahakan agar bahasa Indonesia tersebar lebih luas lagi
(Supriyadi dkk., 1992). Beberapa keputusan penting dalam kongres tersebut
antara lain sebagai berikut :
a.
Sudah ada pembaharuan yang timbul karena ada cara
berpikir yang baru, sebab itu perlu diatur pembaharuan bahasa.
b.
Gramatika yang sekarang tidak memuaskan lagi dan tidak
menurut wujud bahasa Indonesia, karena itu perlu disusun gramatika baru yang
menurut wujud bahasa Indonesia.
c.
Para wartawan perlu berupaya memperbaiki bahasa
Indonesia di dalam persuratkabaran.
d.
Mulai saat itu bahasa Indonesia diharapkan dipakai
oleh semua badan perwakilan sebagai bahasa perantaraan. Menjadikan bahasa
Indonesia bahasa yang sah dan bahasa undang-undang negara.
e.
Untuk kemajuan masyarakat Indonesia, penyelidikan
bahasa dan kesusastraan dan kemajuan kebudayaan bangsa Indonesia, perlu
didirikan Perguruan Tinggi Kesusastraan secepatnya.
7.
Pendudukan
Jepang di Indonesia (1942-1945) mengakibatkan bahasa Indonesia mengalami
kemajuan yang pesat. Hal ini dikarenakan Jepang melarang untuk menggunakan
bahasa asing, sehingga bahasa Indonesia yang dijadikan alat perhubungan.
8.
Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara pada
tanggal 18 Agustus 1945, dan dinyatakan dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36.
9.
Penetapan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi untuk
memperbaiki Ejaan Van Ophuysen, pada tanggal 19 Maret 1947.
10. Kongres Bahasa
Indonesia II di Medan pada tahun 1954. Hasil Kongres ini diantaranya :
a.
Saran pembentukan badan kompeten yang diakui oleh
pemerintah untuk (1) dalam jangka pendek
menyusun tata bahasa Indonesia yang normatif bagi SR, SLP, SLA, dsb., (2) dalam
jagka panjang menyusun suatu tata bahasa deskriptif yang lengkap.
b.
Mengadakan pembetulan/penyempurnaan bahasa Indonesia
di dalam undang-undang darurat, peraturan pemerintahan, dan peraturan negara
yang lain.
c.
Asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melayu.
d.
Mengadakan pembetulan/penyempurnaan yang dipandang
perlu dalam bahasa Indonesia di dalam undang-undang, undang-undang darurat,
peraturan pemerintah dan peraturan negara yang lain.
e.
Memeriksa bahasa rancangan undang-undang darurat.
f.
Dianjurkan agar istilah hukum senantiasa ditulis dalam
bentuk yang sama.
g.
Untuk lebih menyempurnakan bahasa Indonesia menjadi
bahasa ilmiah dan kebudayaan di dalam arti yang seluas-luasnya.
h.
Dianjurkan agar dalam pergaulan sehari-hari hendaklah
senantiasa menggunakan bahasa Indonesia.
i.
Untuk menjamin pemakaian bahasa Indonesia yang baik
disekolah-sekolah.
j.
Bahasa pers dan radio sedapat mungkin adalah bahasa
Indonesia.
11. Penetapan pemakaian
ejaan baru yaitu yang dikenal dengan nama Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) oleh Presiden
Suharto pada tanggal 16 Agustus 1972.
12. Pengubahan nama
Lembaga Bahasa Nasional yang menangani berbagai hal yang berkaitan dengan
bahasa da sastra Indonesia/ daerah, menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa pada tanggal 1 Februari 1975.
13. Kongres Bahasa
Indonesia III di Jakarta tahun 1978.
a.
Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam
kaitannya dengan kebijaksanaan kebudayaan, keagamaan, sosial, politik, dan
ketahanan nasional.
b.
Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam
kaitannya dengan bidang pendidikan.
c.
Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam
kaitannya dengan bidang komunikasi.
d.
Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam
bidang kesenian.
e.
Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam
bidang linguistik.
f.
Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam
bidang ilmu dan teknologi.
14. Penetapan Bulan Bahasa pada tanggal 28 Oktober
1980. Peristiwa ini dilaksanakan setiap tahun selama satu bulan yaitu bulan
Oktober.
15. Kongres Bahasa
Indonesia IV di Jakarta pada tahun 1982.
a.
Bahasa Indonesia telah mengalami perubahan dan
kemajuan yang sangat pesat.
b.
Tujuan utama pendidikan dan pengajaran bahasa
Indonesia di lembaga-lembaga pendidikan adalah memantapkan kedudukandan fungsi
bahasa Indonesia.
c.
Pemakaian bahasa Indonesia di dalam masyarakat
mempunyai peranan penting dalam kehidupan bangsa dan negara belum optimal.
16. Kongres Bahasa
Indonesia V di Jakarta tahun 1988. Pada kongres ini diperkenalkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang memuat 62.100 butir masukan termasuk ungkapan dan Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang disusun dibawah koordinasi Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.
a.
Kedudukan bahasa Indonesia kini semakin mantap sebagai
wahana komunikasi.
b.
Sastra, jika ditinjau dari fungsinya, dapat memberikan
kepuasan dan pendidikan bagi pembacanya.
c.
Tujuan pendidikan bahasa Indonesia adalah membina
keterampila peserta didik berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam upaya
meningkatkan mutu manusia Indonesia sebagai bekal menghadapi kehidupan masa
kini dan mendatang.
d.
Diperlukan kesempatan yang lebih luas untuk mendorong
kreativitas guru dan peserta didik di dalam pelaksanaan pengajaran sastra.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal,
Muhammad.2010.Bahan Ajar Cetak.Kajian
Bahasa Indonesia 3 SKS.Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar