KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN DAN BELAJAR ANAK USIA SD
SERTA PENTINGNYA MEMAHAMI PERKEMBANGAN BELAJAR ANAK USIA SD BAGI GURU SEKOLAH
DASAR
Oleh
Widyaning
Tyastutik
NIM
120210204032
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia, rahmat,
dan riski-Nya dengan rasa terima kasih karena telah terselesaikannya tugas
pembuatan makalah ini judul “KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN DAN BELAJAR ANAK USIA
SD SERTA PENTINGNYA MEMAHAMI PERKEMBANGAN BELAJAR ANAK USIA SD BAGI GURU
SEKOLAH DASAR” dalam Mata Kuliah Perkembangan Belajar Perserta Didik.
Penulis
menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik kata - kata
maupun penulisan karena dalam hal ini kami dalam taraf belajar yang mungkin masih banyak hal - hal
yang perlu ada perbaikan. Maka dari itu saran maupun kritik yang membangun dari
para pembaca,sangat penulis harapkan..
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.Dan penulis mohon
maaf apabila ada kata- kata yang kurang sesuai.
Jember, 10
Desember 2013
Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses
pembelajaran di sekolah tidaklah mudah untuk diaplikasikan, guru sering
dihadapkan dengan berbagai macam masalah termasuk di dalamnya dalam menentukan
bahan ajar, metode, teknik dan media yang sesuai dengan karakter siswa. Yang
menjadi masalah adalah, bahwa kenyataan di sekolah terdapat berbagai macam
karakteristik siswa.
Setiap
peserta didik memiliki karakter dan gaya belajar yang berbeda-beda. Sebagian
dari peserta didik memiliki otak yang mampu menyerap banyak informasi
sekaligus, namun ada juga yang hanya mampu menyerap dan memproses info sedikit
demi sedikit. Ada yang mampu menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi dalam
otak dengan cepat sementara ada yang melakukan hal tersebut dengan lambat. Disadari
atau tidak, banyak peserta didik yang merasa “terluka” secara emosional .
merasa gagal, dan tidak berarti ketika harus menghadapi kenyataan bahwa mereka
tidak bisa memenuhi harapan orang- orang yang ada disekelilingnya. Atau bahkan
tidak mampu memenuhi harapan dan tuntutan orang tua terutama dibidang akademis.
Dalam hal ini, guru sebagai fasilitator harus dapat
memahami karakter dan gaya belajar peserta didik.
Pemahaman
peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan
pendidikan. Sebagai
implikasinya pendidik tidak mungkin memberi perlakuan sama kepada setiap
peserta didik. untuk mentotalitaskan potensi yang dimilikinya maka pendidik memerlukan adanya pemahaman karakter
peserta didik khususnya anak usia SD. Maka dari itu penulis
memilih judul “KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN DAN BELAJAR ANAK USIA SD SERTA PENTINGNYA MEMAHAMI PERKEMBANGAN
BELAJAR ANAK USIA SD BAGI GURU SEKOLAH DASAR”
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1
Bagaimanakah karakteristik perkembangan anak
usia SD ?
1.2.2
Bagaimanakah macam-macam gaya belajar
yang dimiliki peserta didik yang mempengaruhi pembelajaran yang efektif?
1.2.3
Bagaimanakah pentingnya memahami perkembangan belajar anak
usia SD bagi guru SD ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan pada butir – butir rumusan masalah, maka makalah ini bertujuan
sebagai berikut :
1.3.1
Menjelaskan karakteristik
perkembangan anak usia SD.
1.3.2
Menjelaskan macam-macam
gaya belajar yang dimiliki peserta didik yang mempengaruhi pembelajaran yang
efektif.
1.3.3
Menjelaskan pentingnya memahami
perkembangan belajar anak usia SD bagi guru SD.
1.4 Manfaat
Berdasarkan
tujuan penulisan,maka makalah ini bermanfaat sebagai berikut :
1.4.1
Mengetahui karakeristik
perkembangan anak usia SD.
1.4.2
Mengetahui macam-macam gaya belajar yang
dimiliki peserta didik yang mempengaruhi pembelajaran yang efektif.
1.4.3
Mengetahui pentingnya memahami
perkembangan belajar anak usia SD bagi guru SD.
BAB 2. PEMBAHASAN
Karakteristik anak usia sd
( siswa) merupakan semua
watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga dengan demikian karena watak dan perbuatan manusia yang
tidak akan lepas dari kodrat, dan sifat, serta bentuknya yang berbeda-beda,
maka bentuk dan karakter siswa menjadi
berbeda sesuai dengan keadaan pribadinya.
2.1 Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD
Masuk
SD Kelas 1 merupakan peristiwa penting bagi kehidupan setiap anak,sehingga
dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap dan perilakunya. Sementara anak
menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan sosial di sekolah,kebanyakan anak
berada dalam keadaan tidak seimbang (disequilibrium). Karakteristik atau
ciri-ciri periode masa anak akhir dengan memperhatikan sebutan yang digunakan
orang tua,pendidik maupun psikolog perkembangan anak.
Orang
tua menyebut masa usia anak SD ,dengan sebutan :
1. Usia
yang menyulitkan.karena anak pada masa ini lebih dipengaruhi oleh teman –teman
sebaya daripada oleh orang tuanya sehingga sulit bahkan tidak mau lagi menuruti
perintah orang tuanya.
2. Usia
tidak rapi. kebanyakan anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak
bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda miliknya sehingga anak tidak
terlalu memperhatikan penampilannya.
3. Usia
bertengkar .anak kelihatan saling mengejek dan bertengkar dengan
saudara-saudaranya.
Pendidik
menyebut masa usia anak SD ,dengan sebutan :
1. Usia
Kritis dalam dorongan berprestasi. Dorongan berprestasi membentuk kebiasaan
pada anak untuk mencapai sukses . hal ini cenderung menetap hingga dewasa
.apabila anak mengembangkan kebiasaan untuk belajar atau bekerja sesuai di
bawah atau di atas kemampuannya, maka kebiasaan ini akan menetap dan cenderung
mengenai semua bidang kehidupan anak,baik dalam bidang akademik maupun bidang
lainnya.
Psikolog
menyebut masa usia anak SD ,dengan
sebutan :
1. Usia
Berkelompok.Pada usia ini perhatian anak tertuju pada keinginan diterima oleh
teman – teman sebaya sebagai anggota kelompoknya. dalam berpakaian, dan
berperilaku.
2. Usia
penyesuaian diri. Anak berusaha menyesuaikan diri dengan standar yang berlaku
dalam kelompok,misalnya dalam berbicara ,penampilan dalam berpakaian dan
berperilaku.
3. Usia
Kreatif .kecenderungan kreatif perlu mendapat bimbingan dan dukungan dari guru maupun orang tua sehingga
berkembang menjadi tindakan kreatif yang positif dan orisinal ,tidak negatif
dan sekedar meniru tindakan kreatif orang atau anak lain .
4. Usia
bermain .minat dan kegiatan bermain anak SD semakin meluas dengan lingkungan
yang lebih bervariasi .mereka tidak hanya bermain dilingkungan rumah saja,
tetapi meluas dengan lingkungan dan teman – teman di sekolah.
2.1.1
Bentuk –Bentuk karakteristik siswa SD
1. Senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru
SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih –
lebih untuk kelas rendah. Guru sd seyogiyanya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan
model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya
diselang saling antara mata pelajaran serius seperti ipa, matematika, dengan
pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau seni
budaya dan keterampilan
2. Senang bergerak,
Orang dewasa dapat duduk
berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30
menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk
jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
3. Anak senang bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulanya dengan
kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses
sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia
kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar
menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat
(sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar
dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa
implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk
membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan
suatu tugas secara kelompok.
4. Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu
secara langsung.
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD
memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia
belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar
pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu,
fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD,
penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak
melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa.
Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan
lebih memahami tentang solat jikalangsung dengan prakteknya
2.1.2
Perkembangan Anak Usia SD
1.Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
Perkembangan
tinggi badan setiap peserta didik usia SD dapat berbeda- beda,tetapi pola
pertumbuhan tinggi tubuh mereka mengikuti aturan/pola yang sama.ketika anak
berusia lima tahun,tinggi tubuhnya sudah dua kali dari tinggi/panjang tubuh
saat ia lahir.setelah itu melambat kira-kira 7cm setiap tahun,dan pada usia
12/13 tahun tinggi anak sudah mencapai 150 cm.pada akhir usia SD dan anak
memasuki masa puber,pertumbuhan anak laki-laki lebih lambat daripada anak
perempuan.namun setelah itu terjadi pertambahan tinggi yang cepat sehingga pada
akhir remaja biasanya laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.Perkembangan
berat tubuh peserta didik yang normal pada usia lima tahun akan memiliki berat
tubuh sekitar lima kali berat ketika dilahirkan.pada anak usia 10-12 tahun
beratnya sekitar 35-40 kg.
Selain
perkembangan ukuran tinggi dan berat terjadi pula pertumbuhan
tulang,gigi,otot,dan lemak.pertumbuhan tulang pada peserta didik usia SD
cenderung lambat dibandingkan pada masa awal remaja. Penggantian gigi susu
menjadi gigi tetap terjadi pada peserta diusia SD menjadi peristiwa penting
karena mengandung kemungkinan besar mempengaruhi perilaku anak.
Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda
satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam
kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda
ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan
perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup
dan lain-lain.
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan
fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi
lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan
yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan
hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Olahraga juga merupakan faktor penting pada
pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering
kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak
dan kesehatan anak.
2.Perkembangan Intelektual dan Emosional
Perkembangan
intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain
kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat
terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir
operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan
maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.Menurut
Piaget, usia SD masuk pada tahap operasional konkret,karena:
Anak mampu berpikir
logis
Memahami konsep
percakapan
Mengorganisasikan
objek ke dalam klasifikasi
Mampu mengingat, memahami dan memecahkan masalah yg bersifat konkret
Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena
adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang
tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga
dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa. Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh
adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering
kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali
juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi
perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak
larangan karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang
sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat
kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak. Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain
yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada
perkembangan emosional anak.
Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali
dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para
ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan
berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan
sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan
bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak.Stres
juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua,
keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul.
Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang
perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan
jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan
diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang
bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat.
Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 – 5
bulan. Orang tua yang bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara
mulai dari yang sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi
dengan mempergunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi
setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua
membimbing anaknya.Pada peserta didik di
usia SD terjadi perkembangan bahasa diantaranya yaitu
Bertambahnya
kosa kata
Memperkaya perbendaharaan kata
Menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lain dan
menghasilkan deskripsi serta narasi cerita
Keahlian
membaca mulai berkembang
Anak
perempuan berbicara lebih banyak daripada
laki-laki
Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: (a) sebagai
pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk menarik orang lain, (c) sebagai alat
untuk membina hubungan sosial, (d) sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri,
(e) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, (f) untuk
mempengaruhi perilaku orang lain.
Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal.
Yaitu: (a) kematangan alat berbicara, (b) kesiapan mental, (c) adanya model
yang baik untuk dicontoh oleh anak, (d) kesempatan berlatih, (e) motivasi untuk
belajar dan berlatih dan (f) bimbingan dari orang tua.
Di samping adanya berbagai dukungan tersebut juga
terdapat gangguan perkembangan berbicara bagi anak, yaitu: (a) anak cengeng,
(b) anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
Orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan
bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan
tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan
keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian
hadiah kepada ajak apabila berbuat atau berperilaku yang positif.Terdapat
bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa
materiil dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada
kemudian hari anak berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam
masyarakat luas.
Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) memiliki
nilai pendidikan, (b) memberikan motivasi kepada anak, (c) memperkuat perilaku
dan (d) memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.Fungsi
hukuman yang diberikan kepada anak adalah: (a) fungsi restruktif, (b) fungsi
pendidikan, (c) sebagai penguat motivasi.Syarat pemberian
hukuman adalah: (a) segera diberikan, (b) konsisten, (c) konstruktif, (d)
impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan kepada
perbuatannya, (e) harus disertai alasan, (f) sebagai alat kontrol diri, (g)
diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.
2.2
Macam-Macam
Gaya Belajar Peserta Didik
Identifikasi cara
belajar anak dapat kita ketahui dengan cara mengenalkan pada anak tentang cara
belajar sesuai dengan "gaya belajarnya", apakah secara visual
(gambar), kinestetik (gerak), atau auditif (suara). Dengan begitu, akan
mempermudah anak menyerap pelajaran yang diterimanya. Berikut penjelasannya:
1.Visual
Penglihatan anak dengan gaya belajar visual relatif lebih tajam.Ia cenderung mengekspresikan sesuatu lewat gerakan tubuh, misalnya geleng-geleng kepala untuk mengatakan "tidak", atau mengangguk untuk mengatakan "ya". Dia menyukai cara belajar dengan peragaan. Sebaliknya, dia bukan pendengar yang baik, jadi kurang bisa menangkap informasi yang diberikan secara lisan.
Solusi:
Penglihatan anak dengan gaya belajar visual relatif lebih tajam.Ia cenderung mengekspresikan sesuatu lewat gerakan tubuh, misalnya geleng-geleng kepala untuk mengatakan "tidak", atau mengangguk untuk mengatakan "ya". Dia menyukai cara belajar dengan peragaan. Sebaliknya, dia bukan pendengar yang baik, jadi kurang bisa menangkap informasi yang diberikan secara lisan.
Solusi:
Anak-anak dengan
gaya belajar visual membutuhkan bukti konkret. Orangtua/guru bisa mengenalkan
huruf dan angka disertai gambar-gambar yang menarik. Aktivitas belajar dengan
cara ini mudah ditangkap anak sebab gambar-gambar yang menarik akan diserapnya
dengan cepat. Contoh, gunakan gambar yang digunting dari majalah kemudian
sebutkan kata-kata yang dimulai dengan huruf tertentu seperti huruf
"a" untuk "ayam", "apel", dan sebagainya. Atau
buat potongan huruf-huruf dan minta anak mencari bentuk yang sama. Agar anak
mudah memahami huruf yang dimaksud, orangtua bisa mengasosiasikannya dengan
benda-benda tertentu yang sudah akrab dengan kehidupan anak. Misal, angka satu
seperti tongkat atau huruf "b" punya perut gendut seperti badut, dan
sebagainya.
2.Auditif
Anak dengan gaya belajar auditori lebih mudah menyerap pelajaran dengan cara mendengar.Anak cenderung senang berkomunikasi dengan orang lain, dia dibilang sebagai pendengar yang ulung. Dia juga mampu mengingat dengan baik penjelasan yang diberikan.
2.Auditif
Anak dengan gaya belajar auditori lebih mudah menyerap pelajaran dengan cara mendengar.Anak cenderung senang berkomunikasi dengan orang lain, dia dibilang sebagai pendengar yang ulung. Dia juga mampu mengingat dengan baik penjelasan yang diberikan.
Solusi:
Bila auditifnya
yang kuat, materi pelajaran bisa disampaikan lewat informasi pada
pendengarannya. Semisal dengan sering-sering mendengarkan atau menyanyikan
lagu-lagu tentang angka maupun huruf. Karena mengandalkan pendengaran, bisa
juga dengan cara merekam suara, kemudian memperdengarkan melalui tape recorder.
Atau cara lain misalnya dengan membacakan dongeng atau cerita.
3. Kinestetik (gerak)
Anak
mengandalkan gerak tubuh, selalu ingin bergerak dan sulit untuk bersikap
tenang. Dia menyukai permainan dan aktivitas fisik, suka menyentuh segala
sesuatu yang dijumpainya. Akan tetapi dia sulit menguasai hal-hal abstrak
seperti simbol dan lambang. Sering mengerjakan sesuatu dengan tangannya.Lalu,
praktik dan percobaan sederhana sangat disukainya.
Solusi:
Dengan
mengenalkan aneka permainan fisik yang mengasah kemampuan kinestetik. Ajarkan
sambil bermain kuas/pensil untuk membentuk huruf maupun angka. Latihan semacam
ini sekaligus juga dapat melatih motorik halusnya.
Belajar juga bisa dengan menyanyi dan menari. Semisal dengan mengajari anak mengenai angka sambil bernyanyi, "Dua mata saya, hidung saya satu..." Jangan lupa, saat menyanyikan lagu tersebut hendaknya orangtua ikut menunjuk anggota tubuh yang dimaksud. Mintalah anak untuk melakukan hal yang sama.
Belajar lewat bermain peran juga bermanfaat. Yang pasti, saat belajar, anak-anak kinestetik membutuhkan jeda yang lebih sering daripada anak-anak dengan dua gaya belajar sebelumnya, sebab umumnya mereka cepat bosan.
Belajar juga bisa dengan menyanyi dan menari. Semisal dengan mengajari anak mengenai angka sambil bernyanyi, "Dua mata saya, hidung saya satu..." Jangan lupa, saat menyanyikan lagu tersebut hendaknya orangtua ikut menunjuk anggota tubuh yang dimaksud. Mintalah anak untuk melakukan hal yang sama.
Belajar lewat bermain peran juga bermanfaat. Yang pasti, saat belajar, anak-anak kinestetik membutuhkan jeda yang lebih sering daripada anak-anak dengan dua gaya belajar sebelumnya, sebab umumnya mereka cepat bosan.
Belajar beberapa
puluh menit saja sudah membuatnya gelisah.
Cara mengajarkan pada setiap anak berbeda, sesuai dengan kemampuan masing-masing yang menonjol. Tapi yang terbaik adalah menstimulasinya melalui gabungan semua aspek. Soalnya, semakin banyak panca indra yang digunakan, semakin besar pula kemungkinan pemahaman anak akan angka dan huruf.
Cara mengajarkan pada setiap anak berbeda, sesuai dengan kemampuan masing-masing yang menonjol. Tapi yang terbaik adalah menstimulasinya melalui gabungan semua aspek. Soalnya, semakin banyak panca indra yang digunakan, semakin besar pula kemungkinan pemahaman anak akan angka dan huruf.
2.3 Pentingnya Memahami Perkembangan Belajar Anak Usia SD Bagi Guru Sekolah
Dasar
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa
keuntungan.
1.
Kita akan mempunyai
ekspektasi yang nyata tentang peserta didik, misalnya akan diketahui pada umur
berapa peserta didik mulai berbicara dan mulai mampu berpikir abstrak atau akan
diketahui pula pada umur berapa peserta didik tertentu akan memperoleh
keterampilan perilaku dan emosi khusus.
2.
Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan membantu kita untuk
merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari peserta didik. Bila
seorang peserta didik dari Taman Kanak-Kanak tidak mau sekolah lagi karena
diganggu temannya, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tuanya? Bila
peserta didik selalu ingin merebut mainan temannya apakah dibiarkan saja?
Pemahaman kita tentang perkembangan peserta didik akan membantu menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan sumber-sumber jawaban serta pola-pola
peserta didik mengenai pikiran, perasaan dan perilakunya.
3.
Pemahaman tentang
perkembangan peserta didik akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari
perkembangan yang normal. Bila peserta didik umur dua tahun belum berceloteh
(banyak bicara) apakah dokter dan guru harus mengkhawatirkannya? Bagaimana bila
hal itu terjadi pada peserta didik umur tiga atau empat tahun? Apa yang perlu
dilakukan bila remaja umur lima belas tahun tidak mau lagi sekolah karena
keinginannya yang berlebihan yaitu ingin melakukan sesuatu yang menunjukkan
sikap “jagoan”? Jawaban akan lebih mudah diperoleh apabila kita mengetahui apa
yang biasanya terjadi pada peserta didik.
4.
Dengan mempelajari
perkembangan peserta didik akan membantu memahami diri sendiri. Dengan kata
lain pengetahuan ini akan membantu kita memahami apa yang kita alami sendiri,
misalnya mengapa masa puber kita lebih awal atau lebih lambat dibandingkan
dengan teman- teman lain.
Berikut ini adalah beberapa hal yang
mendasari pentingnya mempelajari perkembangan peserta didik :
v Masa
Perkembangan Yang Cepat
Pada peserta
didik terjadi pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan perubahan-perubahan
yang dialami makluk lain. Perubahan fisik, misalnya pada tahun pertama lebih
cepat dari pada tahun-tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi juga pada
perubahan yang menyangkut interaksi sosial, perolehan dan penggunaan bahasa,
kemampuan mengingat serta berbagai fungsi lainnya.
v Pengaruh Pengalaman Sebelumnya
Alasan
lainnya mengapa mempelajari peserta didik ialah bahwa peristiwa-peristiwa dan
pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal menunjukkan pengaruh yang lama dan
kuat terhadap perkembangan individu pada masa-masa berikutnya. Kebanyakan ahli
teori psikologi berpendapat bahwa apa yang terjadi hari-ini sangat banyak
ditentukan oleh perkembangan kita sebagai peserta didik.
v Proses yang kompleks
Sebagai
peneliti yang mencoba memahami perilaku orang dewasa yang kompleks, berpendapat
bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih sederhana akan
sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat
yang panjang dan dapat mengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi
dari cara yang sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang dipergunkana
mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan
bagaimana menggunakan adalah sulit. Suatu pendekatan terhadap masalah ini
adalah dengan mempelajari proses kemampuan berbahasa. Peserta didik membentuk
kalimat yang hanya terdiri atas satu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan
mengikuti aturan yang diajarkan orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama
tersebut para peneliti bahasa bertambah wawasannya tentang mekanisme cara
berbicara orang dewasa yang lebih kompleks.
v Nilai yang ditempatkan
Kebanyakan
ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya untuk mengkaji
pertanyaan-pertanyaan atau fenomena yang mengemuka di masyarakat. Misalnya
penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang secara relevan berkaitan
dengan orang tua tentang peranannya dalam kehidupannya sehari-hari, penelitian
tentang strategi pemecahan masalah pada peserta didik akan memberikan informasi
berharga mengenai metode mengajar yang baik. Hasil dari penelitian atau
pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi pola
pendidikan atau pembelajaran.
v Masalah yang menarik
Peserta
didik merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta menarik
untuk dikaji. Kemudahan peserta didik umur dua taknik untuk mempelajari bahasa
ibunya dan kreativitas peserta didik untuk bermain dengan temannya merupakan
dua hal dari karakteraktik yang sedang berkembang. Misalnya banyak lagi hal-hal
yang berkaitan dengan perkembangan peserta didik yang merupakan misteri dan
menarik. Dalam hal ini ilmu pengetahuan lebih banyak menjumpai
pertanyaan-pertanyaan dari pada jawabannya.
Mempelajari
perkembangan peserta didik sangatlah penting, Dengan mempelajari perkembangan
peserta didik kita akan memperoleh beberapa keuntungan diantaranya kita dapat
mengukur sejauh mana perkembangan yang telah di capai peserta didik selama kita
mengajar. Perbedaan-perbedaan individual pada setiap peserta didik perlu
dipahami oleh guru sebagai dasar untuk menyusun strategi-strategi yang akan
diterapkan pada pembelajaran.
BAB
3. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1)
Karakteristik anak sekolah dasar yaitu Senang bermain,Senang bergerak, Anak senang bekerja dalam kelompok,
dan Senang melakukan/memperagakan
sesuatu secara langsung. Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar meliputi 1.Pertumbuhan Fisik atau Jasmani,
2.Perkembangan Intelektual
dan Emosional, 3.
Perkembangan Bahasa. 4. Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap.
2)
Gaya Belajar yang dimiliki peserta didik
yang mempengaruhi pembelajaran yang Efektif meliputi:1.Visual (gambar)
englihatan anak dengan gaya belajar visual relatif lebih tajam, 2.Auditif
(suara) anak dengan gaya belajar auditori lebih mudah menyerap pelajaran dengan
cara mendengar,dan 3. Kinestetik (gerak) anak mengandalkan gerak tubuh, selalu
ingin bergerak dan sulit untuk bersikap tenang.
3)
Mempelajari perkembangan peserta didik
sangatlah penting, Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan
memperoleh beberapa keuntungan diantaranya kita dapat mengukur sejauh mana
perkembangan yang telah di capai peserta didik selama kita mengajar.
Perbedaan-perbedaan individual pada setiap peserta didik perlu dipahami.
3.2.
Saran
1)
Setiap Guru di SD harus mengenali karakteristik dan perkembangan
peserta didiknya. setiap peserta didik perkembangannya berbeda-beda .Dan ketika
awal masuk sekolah kelas terdiri dari
peserta didik yang berasal dari TK yang berbeda. diharapkan guru SD mampu
menyamaratakan perkembangan kognitif anak ketika anak baru memasuki kelas 1 Sekolah
Dasar.Agar untuk pembelajaran selanjutnya tingkat kemampuan peserta didik
sama,sehingga memudahkan Guru dalam memberikan materi.
2)
Guru Sekolah Dasar dalam memberikan materi kepada peserta didik sebaiknya tidak hanya
dengan menggunakan 1 gaya belajar saja .karena tidak semua peserta didik mampu
menerima gaya belajar tersebut dengan baik. Jadi dalam memberikan materi guru
melibatkan atau menggunakan semua gaya belajar.
3)
Dengan memahami karakteristik perkembangan dan belajar
anak usia Sekolah Dasar. Guru akan lebih
bisa mengoptimalkan dalam mengajar siswa. Misalnya karena Guru memahami
karakteristik kelas rendah,maka dalam mengajarkan materi guru tidak akan
melibatkan peserta didik untuk duduk rapi dalam waktu yang lama karena salah
satu karakteristik anak usia Sekolah Dasar yaitu senang bergerak.Memahami
karakteristik perkembangan dan belajar usia Sekolah Dasar oleh guru sebagai
dasar untuk menyusun strategi-strategi yang akan diterapkan pada pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia,Ingridwati.,dkk.2007.Perkembangan Belajar Peserta Didik.jakarta:
Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Izzaty, Rita Eka, dkk.2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press
Hawadi, Reni Akbar. 2001. Psikologi Perkembangan Anak.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
http://aminnatul-widyana.blogspot.com/2011/07/perkembangan-dan-cara-belajar-anak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar